Selamat pagi sobat blogger, setelah pada postingan yang lalu saya lebih banyak membahas mengenai sofware yang berkaitan dengan ilmu fisika. Pada Kesempatan ini saya mencoba menguak sisi lain keberadaan sains dalam kemerdekaan bangsa kita.
Merdeka!!
Merdeka!!, tertulis ramai hampir di seluruh media sosial menyambut hari kemerdekaan
bangsa indonesia pada tanggal 17 Agustus. Dari berbagai arah setiap orang
merayakan semangat kemerdekaan bangsa melalui berbagai kegiatan lomba. Inilah
panggilan jiwa yang muncul secara reflek tanpa disadari untuk mengucap dan
berteriak atau bahkan menangis untuk menyentak “Merdeka”.
Saya
seorang pendidik kalangan sains yang lahir dari kedua orang tua yang setiap
harinya menantang teriknya matahari untuk menuai seikat padi. Menilik hal yang
berbeda dari kemerdekaan bangsa dari sisi lain yang tidak begitu di gubris oleh
banyak pembaca. Mari kita coba kembali ke masa lalu mengingat masa penjajahan
Belanda yang berlansung dari zaman kerajaan hingga tiga setengah abad lamanya.
Secara matematis dapat dituliskan 350 tahun, maka apabila kita maknai usia
manusia rata-rata adalah 70 tahun maka lima turunan generasi bangsa ini
dijajah. Inilah fakta dan kenyataan yang ada, tapi tak perlu risau, fikirkan
bahwa kita cerdas dan mampu untuk bangkit menjadi pribadi indonesia bukan
pribadi turunan penjajah. Setelah belanda takluk di kalahkan Jepang, maka
Jepang yang berganti menjajah ini selama 3,5 tahun. Satu fakta yang menarik
ketika saat itu, jepang menjadi negara adikuasa pada saat itu dan hampir
menguasai seluruh asia. Namun karena gabungan negara-negara wilayah barat yang
menamakan dirinya sekutu yang menjatuhkan bom atom di nagasaki dan hirosima,
mengakibatkan Jepang harus bertekuk meyerah kepada sekutu dan meninggalkan
seluruh daerah jajahannya.
Coba
kita mengeser kamera di daerah barat, petanyaan yang muncul adalah mengapa
wilayah barat mampu membuat bom atom yang mematikan tersebut? Pada saat itu
wilayah barat telah aktif melakukan upgrade persenjataan perang dan giat
melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata yang ampuh untuk memenangkan
pertempuran. Pada saat itu wilayah barat banyak melahirkan ilmuan handal dari
berbagai bidang. Salah seorang ilmuan yang terkenal pada masa itu adalah sosok Albert
Einstein yang mampu menemukan persamaan E= mc2 yang mengubah massa
menjadi energi dengan kuadrat kecepatan cahaya. Penemuan ini menjadi titik
dasar pengembangan reaksi berantai yang dikenal dengan reksi nuklir yang mampu
menghasilkan energi yang luar biasa dahsyatnya. Hanya saja di balik tragedi
Hirosima dan Nagasaki sang ilmuan juga merasa sedih dan menyesal karena hasil
temuan pikirnya harus digunakan untuk melakukan pembunuhan massal warga Jepang
yang tidak bersalah.
- Haruskah kita berterima kasih kepada Einstein dan Sekutu yang menyebaban kekosongan kekuasaan di Indonesia?
- Mengapa kita tidak berkaca dari apa yang dilakukan negara barat untuk membangun negara Indonesai melalui upgrade sains?
- Apakah kita melupakan proses mempertahankan negara melalui pertahanan kemerdekaan oleh para pahlawan baik acaman dari luar maupun dalam negeri?
- Apakah negara kita saat ini benar-benar telah merdeka, bukankah kita dijajah oleh teknologi informasi Barat maupun Jepang sebaga konsumen terbesar?
- Apakah masyaratkat kita benar-benar menjadi masyarakat yang tidak melek teknologi?
- Apakah negara kita tidak peduli dengan perkembangan ranah sains di negara kita?
- Bagaimanakah membangun dan memelihara rasa cinta tanah air dan kebanggaan menjadi bangsa Indonnesia di masa saat ini?
menarik sekali untuk dibaca nice info kak
ReplyDeletesewa gudang