Pages - Menu

Wednesday, 26 August 2015

Adakah Peran Sains Di balik Kemerdekaan Indonesia

Selamat pagi sobat blogger,  setelah pada postingan yang lalu saya lebih banyak membahas mengenai sofware yang berkaitan dengan ilmu fisika. Pada Kesempatan ini saya mencoba menguak sisi lain keberadaan sains dalam kemerdekaan bangsa kita. 

Merdeka!! Merdeka!!, tertulis ramai hampir di seluruh media sosial menyambut hari kemerdekaan bangsa indonesia pada tanggal 17 Agustus. Dari berbagai arah setiap orang merayakan semangat kemerdekaan bangsa melalui berbagai kegiatan lomba. Inilah panggilan jiwa yang muncul secara reflek tanpa disadari untuk mengucap dan berteriak atau bahkan menangis untuk menyentak “Merdeka”.
Saya seorang pendidik kalangan sains yang lahir dari kedua orang tua yang setiap harinya menantang teriknya matahari untuk menuai seikat padi. Menilik hal yang berbeda dari kemerdekaan bangsa dari sisi lain yang tidak begitu di gubris oleh banyak pembaca. Mari kita coba kembali ke masa lalu mengingat masa penjajahan Belanda yang berlansung dari zaman kerajaan hingga tiga setengah abad lamanya. Secara matematis dapat dituliskan 350 tahun, maka apabila kita maknai usia manusia rata-rata adalah 70 tahun maka lima turunan generasi bangsa ini dijajah. Inilah fakta dan kenyataan yang ada, tapi tak perlu risau, fikirkan bahwa kita cerdas dan mampu untuk bangkit menjadi pribadi indonesia bukan pribadi turunan penjajah. Setelah belanda takluk di kalahkan Jepang, maka Jepang yang berganti menjajah ini selama 3,5 tahun. Satu fakta yang menarik ketika saat itu, jepang menjadi negara adikuasa pada saat itu dan hampir menguasai seluruh asia. Namun karena gabungan negara-negara wilayah barat yang menamakan dirinya sekutu yang menjatuhkan bom atom di nagasaki dan hirosima, mengakibatkan Jepang harus bertekuk meyerah kepada sekutu dan meninggalkan seluruh daerah jajahannya.
Coba kita mengeser kamera di daerah barat, petanyaan yang muncul adalah mengapa wilayah barat mampu membuat bom atom yang mematikan tersebut? Pada saat itu wilayah barat telah aktif melakukan upgrade persenjataan perang dan giat melakukan penelitian untuk mengembangkan senjata yang ampuh untuk memenangkan pertempuran. Pada saat itu wilayah barat banyak melahirkan ilmuan handal dari berbagai bidang. Salah seorang ilmuan yang terkenal pada masa itu adalah sosok Albert Einstein yang mampu menemukan persamaan E= mc2 yang mengubah massa menjadi energi dengan kuadrat kecepatan cahaya. Penemuan ini menjadi titik dasar pengembangan reaksi berantai yang dikenal dengan reksi nuklir yang mampu menghasilkan energi yang luar biasa dahsyatnya. Hanya saja di balik tragedi Hirosima dan Nagasaki sang ilmuan juga merasa sedih dan menyesal karena hasil temuan pikirnya harus digunakan untuk melakukan pembunuhan massal warga Jepang yang tidak bersalah.

  1. Haruskah kita berterima kasih kepada Einstein dan Sekutu yang menyebaban kekosongan kekuasaan di Indonesia?  
  2. Mengapa kita tidak berkaca dari apa yang dilakukan negara barat untuk membangun negara Indonesai melalui upgrade sains?  
  3. Apakah kita melupakan proses mempertahankan negara melalui pertahanan kemerdekaan oleh para pahlawan baik acaman dari luar maupun dalam negeri?  
  4. Apakah negara kita saat ini benar-benar telah merdeka, bukankah kita dijajah oleh teknologi informasi Barat maupun Jepang sebaga konsumen terbesar? 
  5. Apakah masyaratkat kita benar-benar menjadi masyarakat yang tidak melek teknologi?  
  6. Apakah negara kita tidak peduli dengan perkembangan ranah sains di negara kita?   
  7. Bagaimanakah membangun dan memelihara rasa cinta tanah air dan kebanggaan menjadi bangsa Indonnesia di masa saat ini?

1 comment: